Cari Blog Ini

09 Oktober 2010

Performance Appraisal (Menilai Kinerja) ?


Tatkala mendengar dua kata diatas, tidak lain seperti halnya kita berada dibangku sekolah dimana setiap semester (dulu zaman saya masih duduk dibangku SD masih dalam periode kuartal). kita selalu dipanggil orang tua kita masing-masing untuk mengambil hasil prestasi sekolah kita. Alhamdulillah, selama duduk dibangku sekolah, selalu ada daya kompetisi sehat yang selalu muncul dalam benak dan hasrat saya untuk selalu menjadi yang terbaik. Ya memang setiap periode tertentu, kita memang dilaporkan oleh Guru/Pengajar kita bagaimana hasil belajar, test dan prestasi kita.


Tidak beda dengan saat-saat kita di sekolah. Dalam perusahaan pun selayaknya kita sebagai karyawan diharuskan selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan sebagai hasil proses kerja kita yang biasa disebut KINERJA atau PERFORMANSI. Awal periode, kita diminta untuk menetapkan target kerja yang tentunya berhubungan dengan produktivitas, dan di akhir periode saatnya buat kita melaporkan apakah hasil pekerjaan kita memuaskan dan mendukung produktivitas perusahaan atau tidak. Tentunya hal ini hanya berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang menerapkan budaya performansi sebagai akar peningkatan produktivitas, karena dengan pelaksanaan yang tepat, segala sesuatunya dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Berbeda dengan perusahaan yang mengandalkan peruntungan. Tidak ada dasar dan bahan yang akan digunakan untuk evaluasi bila terjadi kegagalan pada bisnis yang dijalankan perusahaan itu.


Menjalankan proses performance appraisal (secara lengkap disebut dengan Performance Management) tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Hal ini disebabkan karena penilaian bukan dilakukan hanya pada satu aspek saja atau satu obyek saja melainkan semua aspek dan unsur yang berada dalam organisasi. Aspek finansial sebagai aspek yang paling mudah dilihat untuk menunjukan apakah perusahaan kita selalu tumbuh dan berkembang atau hanya jalan ditempat saja. Pun kita tidak bisa melihat dan menilai hanya Direksi saja sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam tumbuh kembang atau menurunnya nilai perusahaan, namun semua karyawan yang ada didalamnya.


Singkat kata, penulis berkesimpulan ada 3 Proses yang penting dan sebagian besar dilaksanakan oleh perusahaan yang melaksanakan Performance Management yaitu :

1. Setting Target

2. Monitoring & Review

3. Evaluation & Appraisal


Dalam setting target, biasanya ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan historikal pertumbuhan perusahaan, kapasitas perusahaan, dan market. Penetapan target harus berdasarkan realitas kemampuan yang ada, agar menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh karyawan untuk mencapainya. Tentunya pernah mendengar istilah S M A R T yaitu Specific (fokus), Measurable (dapat diukur), Agreeable (disetujui kedua pihak), Realistic (sesuai kondisi dan kenyataan yang ada), Time-bound (berbatas waktu), selain itu saya selalu menambahkan dengan C yaitu Continuously (terus menerus ditingkatkan).


Monitoring & Review perlu dilakukan setiap saat agar tidak ada penyimpangan yang signifikan dan pelaksanaan pekerjaan tetap berada pada jalur yang benar. Bila memang ada faktor X yang memaksa perusahaan untuk menyesuaikan, maka review menjadi alasan yang tepat untuk melaksanakannya. Monitoring & Review dapat dilakukan secara satu arah (memonitor pada ukuran-ukuran kinerja yang kemudian dilanjutkan dengan instruksi) maupun dua arah (feedback, konseling, diskusi). Kendala-kendala akan lebih mudah diantisipasi sehingga target yang telah ditetapkan tidak jauh meleset dari perkiraan.


Evaluation & Appraisal merupakan tahap akhir yang dilakukan dengan melakukan penilaian secara obyektif terhadap tugas-tugas yang berhasil maupun tugas yang tidak berhasil. Bila kinerja yang dihasilkan sesuai target terlebih jauh diatas target maka biasanya perusahaan memberikan penghargaan bagi seluruh karyawannya baik berupa materi maupun non materi. Sedangkan bila kinerja buruk, maka improvement plan bahkan sangsi akan diberikan perusahaan.


Dibalik proses kerja dan hasil kerja (kinerja), ternyata adalagi aspek yang melekat. Bagi sebagian perusahaan hal tersebut menjadi penting, namun bagi sebagian lainnya, merupakan dianggap sebagai aspek pendukung saja. Apa itu? yaitu COMPETENCY. Mengenai kompetensi akan dibahas pada tulisan berikutnya ...


*Me as one concept designer of HR Policy di perusahaan saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar