Cari Blog Ini

15 Juli 2009

3x - x = Be Rich!

Apalagi nih? Jadi ingat tugas negara yang diemban saya dirumah dalam rangka meluluskan keponakan yang ketiga agar bisa dapat SMP Negeri. Tulisan matematis yang sederhana (bagi kita para dewasa), namun tidak bagi anak seusia SD. Apa maksudnya nih om? tanya keponakan saya.

Sekelumit kalimat yang entah ada hubungannya atau tidak dengan tulisan ini. Mengingat bacaan seorang Jepang bernama Kayosaki yang intinya menyebutkan syarat bahwa sesorang disebut kaya adalah bila pendapatan lebih besar dari pengeluaran (minimal 3 kali). Benarkah?
Secara logis memang benar adanya. Seseorang yang memiliki kelebihan pendapatan dapat menggunakan sisa pendapatan itu untuk hal-hal yang bersifat Lux (kemewahan) seperti vacation atau menyalurkan hobi yang seringkali tidak murah. Artinya seseorang mengeluarkan uangnya untuk sesuatu yang tidak atau bisa jadi dibutuhkan. Sekali lagi hak orang tersebut. Namun seseorang tersebut sangat dimungkinkan belum bisa dikatakan ‘kaya’. Mengapa? karena pendapatan yang diterima, akhirnya habis juga untuk kebutuhan, entah kebutuhan pokok atau tambahan.

Kaya adalah impian setiap orang. Dan sebagai muslim, sesuai dengan hadist Rasullullah. Nah, bagaimana menjadi kaya? atau Bila kah seseorang menjadi kaya? Rumus dasar seseorang menjadi kaya adalah Pendapatan lebih besar dari Pengeluaran. Sekarang, seberapa besar Pendapatan terhadap Pengeluaran? Apakah 3x seperti judul diatas, atau lebih dari itu, misalnya 10x, atau mungkin lebih kecil dari itu misal 2x dapat juga cukup dikatakan seseorang menjadi kaya. Kembali lagi ke masin-masing orang. Seseorang yang memiliki Pendapatan 1,5x (atau Pengeluarannya 75% dari pendapatan), bisa juga dikatakan kaya, andaikan dari 25% pendapatan mereka digunakan untuk menabung atau lebih baik lagi sebagian digunakan untuk berinvestasi (ingat tulisan saya Think Big or Think Small First dengan bisnis kecil-kecilan). Tentunya Pengeluaran yang dimaksud adalah pengeluaran yang memang wajib atau kudu (kata orang bekasi) dikeluarkan termasuk zakat. Dari sinilah orang memulai untuk memijak tangga menuju ‘kaya’. Tentu tidak semudah itu. Namun dengan tekad dan niat yang baik, sangat dimungkinkan untuk menjadi seperti itu.

Teman saya memiliki penghasilan yang cukup besar (menurut ukuran saya), namun selalu saja menganggap dirinya kekurangan. Hal ini tentu saja karena kurang bagusnya mengelola keuangan keluarga/pribadi. Ada lagi dengan gaji yang pas-pasan, namun selalu bersyukur, walaupun belum tentu juga yang bersangkutan dikatakan kaya. Menata kembali keuangan kita adalah jalan terbaik untuk memulai pengurangan-pengurangan pengeluaran yang tidak perlu. Atau menyelesaikan hutang-hutang yang terlanjur dilakukan dengan pinjaman sangat lunak (bisa dari orang tua atau saudara), merupakan salah satu jalan untuk pengelolaan keuangan berikutnya. Tetapkan target kaya versi anda (apakah 1,5x atau lebih dari itu) untuk memulainya setelah itu rencanakan anggaran keuangan yang dapat dijadikan anggaran investasi setiap bulannya, agar keuangan menjadi bertambah dan bertambah, sehingga pendapatan yang dihasilkan menjadi seperti yang diharapkan. Be Dicipline juga menjadi kunci utama untuk keberhasilan mencapai target yang telah ditetapkan. Mereka bisa, kenapa kita tidak? …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar